sentral etsa logam

Etsha Adalah....

Teknik etsa atau Etchant, adalah proses dengan menggunakan larutan asam kuat untuk mengikis bagian permukaan logam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain pada logam. Beberapa kalangan meyakini bahwa penemu teknik etsa adalah Daniel Hopfer yang berasal dari Augsburg, Jerman, dimana ia mendekorasi baju zirah / besinya dengan teknik ini.
Bersama dengan engraving, drypoint, mezzotint, dan aquatint, etsa merupakan metode intaglio yang masih banyak digunakan sampai sekarang karena mempunyai metode teknik paling penting dengan hasil yang bagus dalam sejarah karya seni grafis Barat. Teknik etsa sudah dipakai lama didunia percetakan jaman dahulu. Hal ini dapat ditemukan pada huruf text yang disusun untuk membuat artikel dikoran - koran.

Teknik Etsa ini bisa digunakan untuk mengukir kuningan atau tembaga.. Terdapat beberapa tahap dalam teknik etsa, yaitu:
1. Tahap pertama adalah membuat film ( klise)
2. Tahap kedua adalah melapisi logam yang akan di-etsa dengan lapisan yang peka cahaya.
3. Tahap ketiga adalah pengeringan logam yang sudah di lapisi (coating)
4. Dan tahap terakhir adalah pengetsaan

1. Membuat film ( klise ) Rancangan gambar yang akan kita buat ukiran diatas logam, bisa kita gambar langsung, kalau rancangan gambar itu mampu anda gambar, misalnya gambar yang kasar dan dengan garis yang besar.
2. Melapisi logam yang akan di Etsa dengan lapisan peka cahaya. Lapisan peka cahaya dapat dibuat dengan cara:
a. Larutan A adalah gelatin sebanyak 50 gram
b. Air bersih (hangat) sebanyak 77cc
c. Kemudian diaduk sampai benar – benar larut.
d. Larutan B adalah amonium bicromat sebanyak 10 gram
e. Air bersih sebanyak 50 cc Setelah prose dari pelapisan logam, kemudian dilapisi dengan methylviolet dengan dimasukkan kedalam larutan penguat selama 5 - 10 menit.

Campurannya adalah sebagai berikut:
a. Kalium Bicromat sebanyak 100 gram
b. Chromaluin sebanyak 50 gram
c. Air bersih sebanyak 500 gram

3. Pengeringan logam yang sudah di lapisi (coating) Keringkanlah plat logam diatas kompor degan memakai penjepit yang tahan panas. Usahakanlah agar jangan sampai gosong dan melengkung. Setelah itu dinginkan, dan pada bagian belakang pelat, lapisi dengan cat atau cairan aspal agar tidak ikut tergerus (erosi).
4. Peng-etsaan Persiapkanlah larutan Etsa, yakni:
a. Ferichlorit 2 bagian
b. Air hangat 10 bagian Kemudian aduklah sampai rata, lalu masuklah logamnya. Kemudian goyangkanlah perlahan secara terus – menerus hingga sampai pada kedalaman yang diinginkan. Setelah selesai, bersihkan permukaan dan bagian belakang bisa menggunakan amplas, bensin atau tinner.

TEKNIK BUBUT
Teknik bubut adalah proses pemakanan benda kerja dengan sayatan yang dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127.

Terdapat beberapa macam teknik yang dapat diterapkan dalam teknik bubut, yakni:
1. Pembubutan silindris
2. Pembubutan muka
3. Cutting off
4. Recessing
5. Parting
6. Biting
7. Pembubutan bentukPembubutan tirus
8. Pembubutan copy
9. Pembubutan Ulir
10. Chamfering
11. Boring
12. Pengeboran
13. Reaming
14. knurling

Sumber : dari Brainly.co.id

Halaman

Jumat, 14 September 2018

Kamis, 06 September 2018

Total Tayangan Halaman